Fitur kontroversial pengenalan wajah atau Facial Recognition milik Facebook menuai penolakan di Jerman. Pemerintah Jerman telah meminta agar fitur pengenalan wajah tersebut dinonaktifkan karena telah melanggar ketentuan privasi di Jerman dan Uni Eropa.
Sebelumnya di Inggris telah terjadi penolakan serupa karena sebelumnya Facebook tidak memberitahukan secara resmi tentang pengaktifan fitur pengenalan wajah ini.
Fitur Facial Recognition adalah fitur yang menyarankan kepada mereka yang mengupload foto untuk men-tag foto yang ada di Facebook. Fitur ini kontroversial karena menyarankan kepada pengguna secara otomatis siapa yang akan di-tag sehingga bisa saja nama seseorang muncul dalam sebuah foto tanpa diketahuinya di mana foto tersebut persisnya berada. Jika seseorang ada dalam foto yang diupload maka namanya otomatis akan disarankan untuk di-tag sehingga tentu saja fotonya bisa beredar di mana saja karena bukan dia saja yang berteman dengan yang melakukan tag terhadap foto tersebut.
Hal yang lebih memprihatinkan adalah saat fitur ini diaktifkan oleh Facebook, fitur ini akan otomatis terpasang di akun pengguna Facebook. Tampaknya menurut Reuters beberapa waktu yang lalu, pengguna tidak puas dengan kebijakan Facebook yang menyebabkan mereka dikenal tanpa diberitahu terlebih dahulu. Sebagian pengguna Facebook yang lain mengeluhkan fitur ini diaktifkan tanpa pemberitahuan.
Pemerhati keamanan Facebook, Sophos melaporkan ada miliaran foto yang tersimpan di server Facebook. Jika teman anda mengupload album foto tertentu, Facebook akan menentukan apakah di salah satu dari sekian banyak foto yang diupload tersebut ada wajah anda. Jika Facebook menemukan ada wajah anda di sana, maka Facebook akan memberikan saran otomatis agar anda di-tag, padahal belum tentu anda mau di-tag. Dengan di-tag, nama dan wajah anda akan beredar lebih dari yang anda perkirakan dan menimbulkan makin kurangnya privasi anda di Facebook.
Melihat efek privasi dari fitur Facial Recognition ini, Data Protection Authority (DPA) Hamburg memperingatkan Facebook yang secara diam-diam meluncurkan fitur ini di kawasan Eropa beberapa waktu yang lalu bisa didenda bila gagal menghapus data biometrik yang mereka ambil dari teknologi Facial Recognition tersebut. Menurut DPA, Facebook telah melanggar ketentuan perundang-undangan yang mengatur privasi di Jerman dan di Uni Eropa. Dr. Johannes Caspar komisioner DPA meminta Facebook untuk segera menanggapi keluhan ini.
DPA juga telah mengirimkan surat kepada Facebook agar terlebih dahulu meminta izin pengguna sebelum mengambil data biometrik pengguna dengan teknologi Facial Recognition sebagaimana dinyatakan dalan undang-undang privasi Uni Eropa. Meskipun pengguna dapat mengubah pengaturan privasi dengan mematikan fitur Face Recogniiton ini, DPA masih menilai bahwa Facebook masih invasif. DPA telah berulang kali meminta Facebook untuk mematikan/menghapus fitur Facial recognition dari Facebook. Facebook memiliki waktu dua minggu untuk menanggapi surat dari DPA dan bisa didenda sekitar 300 ribu euro (sekitar 427 ribu dollar AS) bila kesepakatan tidak tercapai.
Facebook melalui jurubicaranya, Tina Kulow, membantah bahwa teknologi Face Recognition tersebut telah melanggar ketentuan privasi di Jerman dan Eropa. Menurutnya Facebook akan mempertimbangkan keluhan mengenai saran tag foto otomatis, namun menolak dikatakan telah melanggar ketentuan privasi di Uni Eropa. Ia berkilah ada banyak pengguna Facebook dengan fitur ini membuatnya lebih mudah dan lebih aman untuk mengelola identitas online mereka.
Bagaimana dengan di Indonesia yang jumlah pengguna Facebooknya terbesar kedua di dunia? Sejauh ini tidak ada keluhan, mungkin karena sangat kecanduan dengan Facebook sehingga tidak awas dengan bahaya yang mengintai.
Melihat penolakan Facebook ini, semakin jelas bahwa Facebook memang hampir tidak pernah menanggapi keluhan penggunanya. Bagi anda yang masih setia menggunakan Facebook, perlu berhati-hati, foto-foto yang menunjukkan diri anda bisa saja suatu saat muncul di tempat yang di luar perkiraan anda. Mengapa? Karena pengguna Facebook sudah lebih dari 700 juta orang. Anda tidak hanya berteman dengan satu orang, mungkin ada yang ratusan. Kemungkian teman yang men-tag foto anda berteman dengan banyak orang lainnya secara serampangan dan akan men-tag foto yang ada anda didalamnya sehingga identitas anda akan tersebar secara masih, mungkin nantinya tidak aneh bila foto anda menghiasi situs kencan online atau situs dewasa lainnya.